[youtube]https://www.youtube.com/watch?v=YhBI2lvaWx8[/youtube]
Presentasi di Dipenda Jawa timur
[youtube]https://www.youtube.com/watch?v=XxqwWhSpTjw&list=UUgOaWKytt7m0KURuYpfXA9A[/youtube]
[youtube]http://youtu.be/F0CsTP5vEO8[/youtube]
Presentasi untuk BAPPEDA Kota Malang “ASEAN Economic community 2015”
Dias Satria
TWITTER @diaszsatria
ONE WAY: MBETHEK
Dias Satria
Mari kita berpikir jernih dan membuka pikiran kita atas apa yang terjadi di Kota Malang, khususnya dalam melihat jalan satu arah “mbethek” sebagai satu pilihan kebijakan lalu lintas di Kota Malang.
Mari kita mulai mengurai isu-isu yang menarik terkait dengan jalan satu arah, dan mari jernihkan dan buka pikiran kita untuk masalah ini. Sarapan provokatif jalan satu arah “mbethek” dan penolakannya.
Pertama. Kampus brawijaya sebagai biang keladi yang memproduksi puluhan ribu mahasiswa, sehingga menimbulkan kemacetan yang super di wilayah sekitaran UB.
Kedua. N1 yang diduga setiap hari melewati jalan arah ini, sehingga akses ke kota dibuat sedemikian rupa untuk memfasilitasi kebijakan ini.
Ketiga. Ekonomi lokal masyarakat mulai sepi diwilayah satu arah karena para pengendara lebih asyik melaju mobil dan motornya, sehingga lupa bahwa banyak potensi lokal yang harusnya bs dilihat dan dikembangkan di wilayah ini.
All in all, inilah ruwetnya mbethek dan pro kontra 1 dan 2 arah. Namun hal inilah yang sebaiknya kita urai permasalahannya. Karena dalam pandangan saya, sebaiknya kita melihat sebuah masalah yang lebih luas lagi dari sekedar penolakan dan penerimaan.
Masalah pertama di kota Malang atau di kota lainnya adalah kesadaran pengendara akan tata tertib masih sangat rendah. Hal ini diperparah dengan kurangnya rambu-rambu dan peraturan tentang hal itu. Kalaupun ada, penegakannya masih sangat lemah.
Masalah kedua terkait dengan basic infrastructure untuk pengguna jalan kaki masih sangat terbatas.
Masalah ketiga, keterbatasan infrastruktur ditambah kelakuan pengendara motor dan mobil yang berbahaya (ngebut dan kurang memperhatikan toleransi dan beretika) menyebabkan pilihan bersepeda menjadi sangat kurang.
Masalah keempat, keterbatasan lahan parkir menyebabkan banyak kendaraan yang mengorbankan bahu jalan untuk tempat parkir sehingga menyebabkan kecelakaan dan kemacetan.
Sehingga konteks “mbethek” jika memang dipaksakan 1 arah, pemerintah kota belum mempersiapkan diri membangun sebuah supporting kebijakan dan penegakannya.
Analogi yang sama ketika kita bicara masalah lain, yaitu kenaikan harga BBM. Masalahnya jelas sebenarnya bahwa subsidi merupakan sebuah bom waktu yang akan menyebabkan masalah budget deficit yang pada akhirnya akan menjadi pembatas gerak ekspansi fiscal. Sederhananya, ketika pemerintah dengan transaparan dan akuntabel menjelaskan bahwa hasil keuntungan dari subsidi akan dialokasikan secara riil untuk perbaikan infrastruktur dan perbaikan fasilitas kesehatan misalnya, masyarakat pasti akan menerima kebijakan yang kurang popular ini (menaikkan harga BBM). Jadi inti permasalahanya adalah kejelasan kompensasi, dan kredibilitas pemerintah dalam melakukan kebijakan.
Kembali lagi ke kasus “One way: Mbethek”, artinya pemerintah kota belum mempersiapkan kompensasi kebijakan (bukan uang) untuk memfasilitasi masyarakat sekitar yang mengalami ekses ini. Seperti misalnya rambu-rambu yang memastikan kendaraan yang lewat tertib dan tidak ngebut, atau alat penyebrangan yang aman dan lain lain.
Mari kita buka pikiran dan jernihkan lagi atas apa yang terjadi dengan Kota Malang. Bahwa saat ini, penduduk Kota Malang yang sebagian besar adalah pendatang sudah semakin banyak. Dan hal ini sebagai akibat dari berkembangnya kampus-kampus di Kota Malang. Jika dibilang UB dan kampus sekitarnya sebagai biang keladi kemacetan, tentu iya. Tapi kalau kita buka kembali pikiran kita atas peran multiplier effect kampus-kampus terhadap perekonomian kota malang, maka hal ini juga harus kita hitung. Meski tidak seluruh masyarakat malang menikmati keuntungannya, namun bagi pemilik rumah atau tanah, atau pebisnis property dan jasa (hotel, rumah makan, café dll), mereka pasti menikmati keuntungan dari tumbuhnya ekonomi malang akibat tingginya jumlah mahasiswa yang fantastis.
Namun hal inilah yang seharusnya menjadi kontrol pemerintah, bahwa sebenarnya infrastruktur yang ada tidak sebanding dengan meningkatkan kapasitas ekonomi yang ada. Kemudian bagaimanakah solusinya?
Pertama. Kebijakan jangka panjang adalah memindahkan pusat-pusat keramaian dan pertumbuhan, dalam hal ini adalah kampus. Meski hal ini sepertinya sangat sulit, karena beberapa fakultas di dalam UB sendiri telah banyak mengalami kenaikan jumlah gedung bertingkat. Namun kedepan, sangat perlu untuk merencanakan pemecahan konsentrasi pengembangan UB ke luar Kota Malang di wilayah Malang Raya. Dengan hal ini, selain UB akan mampu memberikan efek trickle down effect pada masyarakat, juga akan memberikan multiplier effect yang sangat besar terhadap pembangunan ekonomi masyarakat.
Kedua. Kebijakan pemerintah sebaiknya punya sebuah nafas atau visi misi mendorong tumbuhnya ekonomi lokal. Dalam konteks ini perlu redefinisi yang jelas apa yang disebut sebagai ekonomi lokal. Hal sederhana untuk menjelaskan ini adalah mengupayakan kebijakan-kebijakan, apapun itu, harus diarahkan untuk mendorong pemberdayaan dan peningkatan daya saing lokal. Semisal, lalu lintas yang ada diarahkan untuk mengakomodir cluster-cluster ekonomi yang ada baik untuk kebutuhan transportasi logistic maupun untuk mengundang masyarakat pendatang untuk hadir ke lokasi-lokasi ekonomi tersebut. Pertanyaannya adalah apakah pemerintah selalu memperhatikan dampak kebijakan yang dibuat bagi tumbuh kembangnya ekonomi lokal?
Ketiga. Kebijakan integral dan kolaborasi lintas institusi dan departemen perlu untuk dibangkitkan kembali sehingga penyelesaian masalah tidak sepotong-potong dan parsial. Kemudian langkah kongkrit yang harusnya diimplementasikan dimanapun dalam hubungannya dengan lalu lintas di Kota Malang.
Perlunya edukasi dan pentingnya menjaga keselamatan dan ketertiban berkendara.
Jika sulit untuk mengedukasi, perlu ada policy untuk memaksa pengendara tertib dengan melakukan “tilang” yang tentunya harus terorganisir dengan baik, akuntable dan transparan dan bukan sebagai bagian dari cari uang penegak hukum.
Dalam konteks diatas pemerintah perlu untuk membuat kebijakan-kebijakan, semisal: rambu untuk memperlambat laju kendaraan bermotor, dan melakukan penindakan tegas bagi mereka yang melanggar.
Bangun kepercayaan bahwa penegak hukum dan pemerintah punya concern yang kuat dalam mentertibkan lalu lintas.
Akhir kata, rethinking kembali fungsi pemerintah dalam menjaga integritas dan kepercayaan pada masyarakat bahwa apa yang dilakukan pemerintah adalah untuk kebaikan. Artinya kebijakan yang dilakukan memang sudah dipersiapkan ekses negatifnya, dan mengganti atau mengkompensasi dengan kebijakan-kebijakan yang jelas dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Inilah esensi efektifitas sebuah kebijakan yang harus mendapatkan penerimaan dari masyarakat. Agar kebijakan ini punya kekuatan bahwa masyarakat juga ikut memiliki dan mendukungnya. #Maju_bersama_pelajar_Indonesia
TWITTER @diaszsatria
BLOG diassatria.lecture.ub.ac.id
11 Oktober 2014, bersama UMKM Kabupaten Probolinggo berdiskusi dengan para pengrajin (Batik, Songkok dan Pembibitan Lele).
Thanks to Pusat Penelitian dan Kebijakan Ekonomi (PPKE) Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Nomaden Coffee: Konsep sederhana dan berkarakter
Dias Satria
Baru beberapa hari di Malang, saya diundang salah satu rekan untuk berbicara tentang small and medium enterprise (Usaha Mikro dan Kecil Menengah – UMKM) di Kota Malang tanggal 22 Oktober 2014, dengan tema kesiapan UMKM mengadapi Asean Economic Community (AEC) 2015.
Sebuah tema yang cukup populer saat ini ditengah-tengah pro-kontra pasar bebas, dengan segala ancaman dan peluang di dalamnya.
Ancaman pasar bebas AEC tentu akan berdampak pada tingginya kompetisi usaha yang pada akhirnya akan menseleksi entitas bisnis yang tidak kuat dalam kompetisi. Sehingga bisnis-bisnis baru yang tidak kuat dalam kesiapan investasi, kesiapan inovasi, kesiapan sumber daya manusia dan kesiapan menghadapi preferensi pasar akan tenggelam dalam era pasar bebas.
Namun secara sederhana, peluang pasar bebas AEC tentu akan memperluas market bisnis sehingga memudahkan para pebisnis untuk melakukan ekspansi bisnis dan tentunya keuntungan (profit).
Setidaknya sebagai pebisnis kita harus punya “harapan” atau hopes bahwa kita mampu bersaing dalam pasar bebas AEC, tentunya dengan segala keterbatasan yang kita miliki. Namun tentu saja harapan harus diimbangi dengan kesiapan seperti yang diungkapkan sebelumnya, yaitu: kesiapan investasi, kesiapan inovasi, kesiapan SDM dan kesiapan menghadapi preferensi pasar yang selalu berubah-ubah.
Pagi ini saya memulai aktivitas ngopi di “Nomaden Coffee” milik Mas Satya di depan Taman Krida, Soekarno Hatta Malang. Aktivitas ngopi memang sejak 2 tahun terkahir menjadi hobby wajib sejak kuliah di Adelaide. Dan cerita pagi ini menginspirasi saya memulai menulis makalah tentang UMKM dan AEC 2015.
Nomaden coffee merupakan penjual kopi pinggir jalan dengan gerobak yang ditarik sepeda, yang saya pikir berbeda dan punya kualitas. Menarik melihat aktivitas bisnis yang satu ini, ditengah-tengah hingar bingar coffee shop mewah yang berjamuran di Malang.
Bagi orang-orang di Adelaide, kopi merupakan barang wajib di pagi hari sebelum memulai aktivitas. Tengok saja, coffee shop tenda merah (Cibo), Hudson coffee shop dan beberapa warung kopi lokal di sekitaran Ebenezer Pl (Rundle street) atau Coffee shop fave saya Espresso Royale.
Diskusi tentang Nomaden Coffee membuat saya terkejut begitu kuatnya karakter lokal dalam membangun sebuah image yang saya bilang “luar negri”. Dan rasa kopinya pun juga sangat kuat, dan terasa “pas” untuk seorang penikmat kopi enak.
Variasi menunya pun juga luar biasa, dengan segala keterbatasan peralatan yang “home made”, nomaden coffee mampu menyajikan berbagai variasi kopi yang meriah dari mulai espresso hingga Vietnamese coffee.
Selanjutnya, konsep yang diusung pun juga sangat hebat, yang saya rangkumkan dalam dua kata: sederhana dan berkarakter. Dengan gerobak modifikasi yang ditarik dengan sepeda, serta peralatan coffee maker yang sebagian besar menggunakan tangan (bukan mesin besar seperti kebanyakan coffee shop yang ada), atau dengan kata lain “sederhana”, namun nomaden coffee mampu memproduksi segelas kopi yang berkarakter, enak dan pas.
Hal inilah yang saya pikir menjadi sebuah pelajaran penting membangun sebuah image bisnis. Berkembang secara perlahan namun punya karakter yang disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas bisnis. Dan inilah yang saya pelajari dari Nomaden coffee sebuah gerobak penjual kopi yang ditarik sepeda.
Kedepan, merupakan sebuah keharusan bagi Nomaden coffee untuk terus memperbaiki diri dan kualitas, guna menghadapi sebuah kompetisi yang kuat. Oleh karena itu, memahami keinginan dan preferensi penikmat coffee juga harus menjadi prioritas selain juga terus eksis memperbaiki internal dan produktivitas bisnisnya.
Mari support bisnis lokal yang sederhana dan berkarakter. (blog. diassatria.lecture.ub.ac.id)
#Maju_bersama Mahasiswa Kota Malang
Sudah 3 tahun meninggalkan Kota Malang, rasanya begitu banyak yang berubah. Megahnya bangunan-bangunan di kampus UB, bertebarannya Café-café berkelas, modifikasi jalur lalu lintas, meningkatnya harga-harga, tumbuh dan berkembangnya hunian dan pemukiman baru serta tingginya angka kemacetan dan kepadatan lalu lintas. Kota ini cukup teratur dengan hadirnya para petugas yang sejak dini hari memulai mengatur hiruk pikuk lalu lintas. Namun terlalu tingginya jumlah kendaraan bermotor membuat keteraturan semakin sulit untuk dikendalikan.
Kota malang punya daya tarik ekonomi tersendiri yang membuat wilayah ini begitu dinamis dan atraktif, namun inovasi dan perbaikan terhadap kota ini harus terus berjalan agar lompatan ekonomi yang dicapai saat ini bisa memberikan manfaat yang lebih besar untuk kesejahteraan.
Jika diurai masalah-masalah yang terkait dengan kota Malang, antara lain:
Pemerintah belum mampu mengimbangi cepatnya pertumbuhan pembangunan (pemukiman, perkantoran) dengan regulasi terkait dengan masalah-masalah krusial, antara lain:
- Pemanasan global (semisal pembangunan gedung perkantoran harus punya visi eco and environmental-friendly)
- Infrastruktur bagi pejalan kaki.
- Infrastruktur bagi penyandang disabilitas.
- Pengaturan parkir.
- Play ground.
- Infrastruktur bagi pesepeda.
Pemerintah Kota Malang belum melihat besarnya peran pemuda/i (khususnya Mahasiswa) dalam pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat. Peran pemuda/i harus segera dikolaborasikan melalui kerjasama antara pemerintah kota/kabupaten dengan lingkungan kampus. Beberapa kegiatan yang dapat memantik sebuah inovasi adalah dengan menyelenggarakan award-award atau penghargaan atas peran serta mahasiswa dalam pembangunan Kota Malang. Semisal:
- Bagaimana peran mahasiswa dalam mendorong small-medium enterprise untuk eksis di Kota Malang,
- Bagaimana peran mahasiswa dalam membantu anak-anak sekitar untuk maju dalam pendidikan.
- Bagaimana peran mahasiswa dalam mengatasi kemacetan.
- Bagaimana peran mahasiswa dalam mengurangi kemiskinan.
- Bagaimana peran mahasiswa dalam mengatasi pemanasan global.
Kelompok umur produktif ini yang sebaiknya dicarikan solusinya bersama antara pemerintah dan pihak kampus, agar pengembangan mahasiswa tidak berjalan sendiri-sendiri, dan agar mahasiswa juga memiliki sebuah nilai tambah yang jelas manfaatnya bagi masyarakat sekitar kampus.
Good Luck
Dias Satria
Suatu hal yang perlu diingat kembali bahwa kesuksesan anda adalah buah dari kerja keras anda, oleh karena itu biasakanlah diri anda untuk melakukkan hal-hal yang baik dan mendukung upaya penyelesaian Tugas Akhir anda
Beberapa tips terakhir dibawah ini mungkin dapat membantu anda:
1.Biasakan diri and dengan membaca, membaca dan membaca
Dengan kebiasaan membaca, hal ini akan meningkatkan daya ketahanan anda untuk melakukkan pencarian informasi. (Intinya terletak pada kesabaran, ketekunan dan pengalaman) Selain itu dengan seringnya kita membaca maka kemampuan anda akan terasah untuk memahami struktur suatu tulisan. (Gaya penulisan, Pengembangan ide, Analisis dan Rekomendasi Kebijakan)
2.Mahirkan diri anda untuk menggunakan Internet “search engine” dengan baik
Era Internet saat ini sangat membantu anda untuk mencari bahan-bahan yang relevan dengan tema Tugas Akhir anda, oleh karena itu kemahiran dalam menguasai mesin pencari (search engine) yang ada di internet menjadi kunci kesuksesan anda
3.Mahirkan diri anda dalam menggunakan Analisis Ekonometrika
Dengan memahami alat analisis ekonometrika yang baik, maka anda akan semakin dimudahkan untuk memahami model ekonomi dengan baik.
4.Biasakan diri anda untuk mengemukakan pendapat dan berdiskusi yang santun dan intelek
Ajang “kompre” dalam mempertahankan isi dalam Tugas akhir dapat disebut sebagai wahana “PsyWar” atau perang psikologi. Sebagian mahasiswa yang tidak terbiasa untuk melakukkan diskusi dan mengemukakan pendapat tentu akan mengalami hambatan dalam proses ini, padahal proses ini tidak kalah pentingnya dengan hasil Tugas Akhir yang anda buat. Oleh karena itu biasakan diri anda untuk mengemukakan pendapat dan berdiskusi, tidak hanya dengan teman anda, namun juga dengan senior dan dosen-dosen anda.
Presentasi
Dias Satria
Presentasi karya tulis merupakan saat yang penting untuk menjelaskan kepada tim penguji atau audience tentang isi karya tulis yang kita buat. Presentasi juga menentukan penilaian baik dan buruknya karya tulis yang telah dibuat oleh mahasiswa. Oleh karena itu persiapan yang matang sangat dibutuhkan untuk merancang presentasi yang baik.
Hal yang seringkali dilupakan oleh mahasiswa ketika menjalani proses penyelesaian tugas akhir adalah persiapan yang kurang atas presentasi. Hal ini mudah difahami karena biasanya mereka menghabiskan hampir keseluruhan energinya untuk menyelesaikan tulisan-tulisan dalam skripsi. Akibatnya, mahasiswa tidak mendapatkan hasil yang maksimal dalam ujian kompre meski tulisan dalam skripsinya sangat baik.
Dalam presentasi, mahasiswa dituntut untuk dapat merangkum hasil tulisan secara ringkas, jelas dan padat. Mereka juga diharapkan dapat menampilkan performa yang baik, menyangkut : isi yang dibawakan, tampilan presentasi, gesture tubuh, eye contact maupun penguasaan diri.
Berkaitan dengan isi yang dibawakan, presentasi diharapkan dapat benar-benar mensarikan mana-mana saja informasikan yang sangat penting untuk ditampilkan. Hal ini menyangkut juga bagaimana presenter dapat mempersiapkan isi presentasi dengan alur yang baik dan tidak membosankan. Satu hal yang diperhitungkan berkaitan dengan isi yang dibawakan, presenter diharapkan tidak mengeluarkan atau memaparkan materi-materi diluar koridor skripsi serta tidak melemparkan “bola panas” atau statement-statement yang meragukan dan menimbulkan pertanyaan yang sulit.
Selanjutnya adalah komponen tampilan presentasi, yaitu bagaimana presenter dapat mendesign setiap slides dalam presentasi secara menarik. Hal ini menyangkut pemilihan kontras warna, pilihan font yang tepat serta background yang mendukung.
Dalam komponen gesture tubuh dan eye contact, penyaji diharapkan dapat membawakan presentasi dengan kontrol volume yang cukup. Selain itu, kepercayaan diri yang penuh juga harus dipupuk agar dapat membantu menciptakan performa yang baik.
Terakhir, penguasaan diri. Dalam menciptakan penguasaan diri yang baik, tentu saja harus dibekali dan dipersiapkan dengan sering mereview atau membaca tulisan dalam skripsi, serta menambah membaca dan memahami literatur-literatur yang digunakan dalam tulisan.
HAL LAIN YANG PENTING
Presentasi merupakan bagian hampir akhir dalam proses penyelesaian tugas akhir, dalam tahapan ini penyaji diharapkan dapat mempersiapkannya dengan baik sehingga para penguji dapat lebih diyakinkan terhadap baik tidaknya performa kita.
Dalam presentasi, tentu saja penyaji harus semaksimal mungkin menguasai isi slides yang dibuat. Selain itu, penyaji juga diharapkan dapat hafal urutan-urutan serta penjelasan dalam slides. Namun sebisa mungkin flow dari style presentasi juga harus diusahakan senatural mungkin, dengan diimbangi eye contact dan gesture tubuh yang tepat.
Berikut akan dipaparkan beberapa hints yang mungkin dapat membantu memperlancar presentasi, yaitu:
• Gunakan kartu kecil sebagai “notes” atau pengingat penjelasan presentasi.
• Mulailah mempersiapkan presentasi sedini mungkin.
• Diulang, diulang dan diulang latihannya.
• Mengerti secara menyeluruh presentasi anda akan dapat mengontrol “nervous”
• Lihatlah audience atau penguji.
• Pastikan waktu presentasi sesuai dengan yang dijadwalkan.
• Ambil nafas panjang, karena nafas panjang akan mengurangi nervous.
-
Articles
- May 2015
- November 2014
- October 2014
- September 2014
- August 2014
- June 2014
- May 2014
- April 2014
- March 2014
- February 2014
- January 2014
- December 2013
- November 2013
- October 2013
- September 2013
- August 2013
- July 2013
- June 2013
- April 2013
- March 2013
- December 2012
- November 2012
- October 2012
- September 2012
- August 2012
- July 2012
- June 2012
- May 2012
- April 2012
- March 2012
- February 2012
- January 2012
-
Calendar
April 2021 M T W T F S S « May 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 -
Meta
-
Add Widgets (Secondary Sidebar)
This is your Secondary Sidebar. Edit this content that appears here in the widgets panel by adding or removing widgets in the Secondary Sidebar area.